Kisah Kasih Wanita Simpanan Bangsawan

“Cinta itu buta dan tidak mengenal kasta”. Kiranya seperti itulah komentar saya membaca buku The Lady of the Camellias karya Alexandre Dumas Jr. putra Alexandre Dumas Sr., penulis The Count of Monte Cristo dan The Three Musketeers ini. Pasalnya, buku yang terbit pertama kali di Prancis dengan judul La Dame Aux Camellias ini menceritkan kisah cinta matinya seorang lelaki, Armand Duval, pada seorang perempuan bernama Marguerite, yang statusnya sebagai wanita simpanan para bangsawan.

Kisahnya, Marguerite yang mempunyai wajah cantik dengan postur tinggi terkenal sebagai wanita simpanan orang-orang kaya di Paris. Hidupnya serba glamor. Karena gaya hidupnya yang berada pada tingkat tinggi, wanita cantik penyuka bunga kamelia itu akhirnya dililit banyak hutang, hingga akhirnya semua barang-barang miliknya dilelang untuk menutupi hutang-hutangnya.

Namun, siapa sangka keadaan dan kebiasaan Marguerite berubah setelah dia mengenal sosok laki-laki muda, Armand Duval. Lewat pertemuan pertamanya di Opera Comique membuat Marguerite mulai memiliki harapan masa depan. Cintanya kepada Armand Duval mengubahnya menjadi sosok wanita yang mau meninggalkan kekayaan dan gemerlap hidupnya yang glamor.

Sejak pandangan pertamanya Armand Duval langsung tertarik pada Marguerite. Meski ketika itu Marguerite sebagai wanita simpanan dari seorang Duke, Comte De N, cintanya tidak lentur dan dia terus mencari tahu kehidupan Marguerite itu.

Seiring dengan penelusuran Armand Duval, diketahui bahwa Marguerite sering mengalami muntah darah karena panyakit TBC (tuberkulosis) yang dideritanya. Bahkan ketika Armand Duval mendatangi rumahnya, Marguerite sedang sakit dan muntah darah. Saat menemaninya, akhirnya Armand Duval tahu bahwa Marguerite sangat bosan dengan kehidupannya dan ingin menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda yang tidak terlalu mengekangnya dan menerima apa adanya.

Keduanya pun saling tertarik. Cinta Armand Duval ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Keduanya saling mencintai. Hubungan pun sering membuat keduanya berbunga-bunga. Tapi sayang jarak mereka harus jauh, hingga akhirnya Marguerite meninggal dunia tanpa ada Armand Duval di sampingnya.

Pasca meninggalnya Marguerite itulah, kisah Armand Duval berada pada titik nadir. Kini hidupnya dipenuhi dengan uraian air mata dan kesenduan yang begitu merana—sampai-sampai harus sakit parah yang hampir merenggut nyawanya. Kenangan indahnya tinggal segunduk pusara dan surat-surat panjang dari Marguerite yang ditulis sebelum ia meninggal. Surat-surat itu yang selanjutnya selalu dibuka dan dibacanya mengenang wanita tercintanya yang telah tiada.

Pusaranya dipindahkan ketempat yang tidak ada batas waktu, karena di pemakaman yang sekarang Marguerite hanya boleh menempati selama 5 tahun. Dengan rasa cinta dan tulus Armand Duval, kini kuburan Marguerite dijadikan sebuah petak yang di atasnya berisi taman bunga kamelia, bunga kesukaan Marguerite.

Dengan memakai alur mundur dalam penceritaannya (plot flashback) membuat alur dalam buku yang pertama kali terbit di Prancis pada tahun 1848 ini tidak gampang ditebak pembaca. Penyajiannya pun mengalir, klop dengan flashback penceritaan yang dipilih penulisnya. Semakin menambah istimewa karena buku ini adalah cerita roman klasik sejalan dengan terjemahaanya yang pas dan mengena. Dengan demikian, tidak mengherankan jika kabarnya buku ini telah diadaptasi dalam berbagai wujud; opera, drama, tarian balet dan film.

Selanjutnya, layaknya tidak ada gading yang tak retak, buku ini terasa kurang dalam penggambaran sosok seorang Armand Duval, sebagai salah seorang tokoh utamanya. Di dalamnya tidak dijelaskan beberapa latar belakang seorang Armand Duval, semisal pekerjaan dan sejenisnya.

Sebagai penutup, pesan moral dalam buku ini adalah bahwa kekuatan cinta itu sangatlah kuat. Cinta dapat mengubah gaya hidup dan kerangka berpikir seseorang. Untuk itu, pintar-pintarlah mengelola rasa cinta, karena kalau tidak, cinta bisa berbahaya. Selamat membaca!

Data Buku
Judul : The Lady of the Camellias
Penulis : Alexandre Dumas Jr.
Penerjemah : Rika Iffati
Penerbit : Penerbit Bentang, Yogyakarta
Cetakan : I, Januari 2012
Tebal : vi + 330 halaman
ISBN : 978-602-8811-58-3

*Telah dimuat di harian Radar Surabaya (1 April 2012)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Made with by Odd Themes

© 2013 Odd Themes, Inc. All rights reserved.